Mardiono Terpilih Ketua Umum PPP Secara Aklamasi

Mardiono Terpilih Ketua Umum PPP Secara Aklamasi

Muhammad Mardiono resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi dalam Muktamar X. Simak proses pemilihan, dukungan, serta tantangan yang akan dihadapinya ke depan.

Dalam Muktamar X PPP, Mardiono berhasil terpilih menjadi Ketua Umum secara aklamasi. Penetapan itu disambut dukungan luas dari berbagai DPW dan kader partai. Pengangkatan mardiono sebagai pemimpin definitif PPP menjadi titik balik dalam upaya konsolidasi internal pascapileg 2024.


Latar Belakang Menuju Aklamasi

PPP menghadapi tekanan besar usai gagal lolos ke parlemen dalam Pemilu 2024. Sejumlah pihak menginginkan perubahan kepemimpinan agar partai kembali kuat. Menjelang Muktamar, nama mardiono muncul sebagai calon yang paling memiliki peluang, bahkan kemungkinan pemilihan secara aklamasi makin kuat dikarenakan dukungan dari banyak wilayah.

DPW PPP NTB, misalnya, mendeklarasikan dukungan penuh kepada mardiono, berharap agar Muktamar tidak menjadi arena perpecahan. Sementara di Jambi, kader PPP dan organisasi sayap GPK sepakat mendorong menjadi Ketua Umum tanpa status Plt.

Hasil survei pun tampak mendukung. Dalam polling yang digelar Sahabat Ka’bah Bersatu (29 Agustus – 5 September 2025), sebanyak 90,62 % responden menginginkan Mardiono kembali memimpin PPP.


Proses Pemilihan dan Penetapan

Persiapan Muktamar

Muktamar X PPP diselenggarakan pada 27–29 September 2025 di Jakarta. Sebelum itu, beberapa DPW telah menyampaikan aspirasi agar pemilihan berlangsung aklamasi untuk menjaga kesatuan.

Penetapan Aklamasi

Karena hanya satu kandidat yang memperoleh dukungan mayoritas wilayah, sidang paripurna akhirnya menetapkan mardiono sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi. (Fakta penetapan aklamasi berdasarkan berita sumber)


Respons, Kritik, dan Harapan

Penerimaan Kader

Mayoritas DPW dan DPC menyambut positif keputusan tersebut. Mereka melihat bahwa sosok Mardiono mampu menjembatani kepentingan berbagai daerah dan meredam gesekan internal. Keputusan aklamasi dianggap langkah strategis agar PPP segera bergerak melakukan konsolidasi.

baca juga : Cak Imin Buka Suara tentang Kelanjutan Program MBG

Kritik dari Internal

Meski telah terpilih dengan aklamasi, mardiono tetap mendapat kritik. Mantan Ketum PPP, Romahurmuziy, menyatakan bahwa kepemimpinannya selama menjabat Plt belum mampu mempertahankan PPP di parlemen — sehingga layak ada figur baru yang dipertimbangkan. Beberapa kader juga mendesak agar AD/ART partai dibuka dan syarat calon ketua umum direvisi agar lebih demokratis dan tidak menutup peluang kader luar.

Harapan untuk Kepemimpinan Mardiono

  • Banyak pihak berharap kepemimpinan baru mardiono akan membawa PPP kembali ke DPR pada Pemilu 2029.
  • Diharapkan pula bahwa konflik internal bisa diminimalkan sehingga pengurus terpilih punya ruang konsolidasi cukup lama.
  • Transparansi dan akuntabilitas menjadi sorotan agar aklamasi tak dipersepsikan sebagai monopoli kekuasaan.


Tantangan yang Menanti

  1. Rekonsiliasi internal — menyatukan kader yang sebelumnya berbeda kubu
  2. Revitalisasi partai — memperkuat struktur hingga ke akar rumput
  3. Menarik pemilih baru — khususnya generasi muda agar PPP tetap relevan
  4. Mengembalikan kepercayaan publik — lewat kinerja politik nyata

Pemilihan secara aklamasi memudahkan proses, tapi di sisi lain mardiono harus membuktikan bahwa kepercayaan itu layak dipertahankan melalui tindakan nyata.


Penutup

Mardiono resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi dalam Muktamar X. Meski terpilih mulus, dia menghadapi tugas berat: menyatukan partai, mengembalikan kejayaan di parlemen, dan menjaga kepercayaan kader serta publik. Ke depan, kepemimpinan mardiono akan diuji apakah mampu menuntaskan ekspektasi dan fakta internal yang mengganjal.