Pelantikan Gubernur Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran, sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Wilayah Kalimantan Tengah oleh Ketua Umum DMI Pusat, H. Jusuf Kalla, mengukuhkan komitmen baru dalam pengembangan masjid sebagai pusat pembinaan umat. Dengan masa bakti yang direncanakan hingga 2030, Agustiar diharapkan membawa visi baru bagi revitalisasi peran masjid dalam masyarakat setempat di era modern ini.
Pelantikan Sejarah dalam Pengembangan Umat
Prosesi pelantikan ini menjadi momen penting bagi Kalimantan Tengah, mengingat peran sentral DMI dalam meningkatkan fungsi masjid di seluruh Indonesia. Jusuf Kalla, sebagai tokoh nasional yang menjabat sebagai ketua umum DMI, menekankan pentingnya peranan masjid lebih dari sekadar tempat ibadah; melainkan sebagai pusat pengembangan umat yang melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial dan ekonomi.
Kemenkumham Mendukung Peran Masjid
Salah satu poin penting dari pelantikan ini adalah dukungan penuh dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) yang menyuarakan pentingnya masjid sebagai wadah pembinaan umat. Pemerintah melihat keberadaan masjid tidak hanya sebagai simbol religius, tetapi juga sebagai instrumen efektif dalam pengembangan karakter dan komunitas. Hal ini dipandang sejalan dengan kebutuhan masyarakat modern yang semakin kompleks.
Tantangan dan Harapan Baru
Menjadi seorang pemimpin DMI di tingkat provinsi, Agustiar dihadapkan pada berbagai tantangan. Dengan keragaman budaya dan tantangan geografis Kalimantan Tengah, ia perlu merumuskan strategi yang dapat mencerminkan keberagaman sekaligus mengedepankan nilai-nilai kebersamaan. Masyarakat berharap kepemimpinannya dapat menjembatani kesenjangan dan meningkatkan akses terhadap pendidikan agama berkualitas melalui masjid.
Inovasi dalam Program Pembinaan
Kreativitas dan inovasi menjadi kunci keberhasilan program-program DMI di bawah kepemimpinan baru ini. Salah satu inisiatif yang sudah mulai diterapkan adalah pelatihan dan lokakarya ekonomi kreatif yang berbasis masjid. Inisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk menguatkan ikatan sosial, namun juga mendorong pemberdayaan ekonomi umat agar lebih mandiri dan sejahtera.
Pendekatan Multidimensional pada Masjid
Masjid sebagai pusat pembinaan umat mengharuskan pendekatan yang lebih komprehensif. Agustiar memproyeksikan penggunaan teknologi, seperti aplikasi digital dan platform online, untuk menyebarluaskan materi edukasi dan pelatihan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat. Dengan demikian, masjid dapat menjadi pusat pembelajaran sepanjang hayat yang inklusif dan aksesibel bagi semua kalangan.
Kesimpulan: Membangun Umat yang Kuat
Kepemimpinan Agustiar Sabran di Dewan Masjid Indonesia Wilayah Kalimantan Tengah membawa harapan baru bagi peran masjid dalam masyarakat. Dengan komitmen untuk memfasilitasi pertumbuhan komunitas yang sejalan dengan nilai-nilai Islam dan kebutuhan modern, DMI di bawah komandonya diharapkan dapat mendobrak batasan tradisional dan merangkul pendekatan holistik. Pembangunan karakter dan pemberdayaan ekonomi umat menjadi dua pilar utama yang akan mendefinisikan kebangkitan masjid sebagai episentrum kemajuan masyarakat Kalimantan Tengah.
